Sahabat, cukup banyak orang yang memilih untuk menahan hartanya dan mengatakan bahwa dirinya baru akan bersedekah banyak ketika rezeki melimpah. Padahal, rezeki berlimpah itu biasanya justru mengikuti sedekah. Artinya, semakin banyak bersedekah, semakin besar potensi rezeki berlimpah yang kita miliki.
“Permisalan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Setidaknya ada 5 alasan mengapa sebaiknya kita bersedekah sekarang juga tanpa perlu menunggu rezeki berlimpah:
1. Nilai sedekah di saat sulit lebih besar daripada di saat lapang
Tentu saja bersedekah lima puluh ribu Rupiah di saat kita hanya punya uang seratus ribu Rupiah, adalah lebih bernilai dibandingkan sedekah satu juta Rupiah di saat kita memiliki harta Milyaran.
“Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
2. Jika sewaktu miskin pelit sedekah, apalagi ketika kaya
Faktanya, miskin dan kaya hanyalah masalah mental. Orang yang miskin hatinya, ketika ia tak punya uang akan pelit, ketika banyak uang pun akan pelit juga.Sedangkan seseorang dengan kekayaan hati, ketika miskinnya ia suka berbagi, apalagi setelah ia kaya.Artinya, orang yang menunggu rezeki berlimpah dulu baru mau keluar sedekah sangat mungkin orang yang miskin hati.
3. Termasuk sedekah terbaik adalah yang dilakukan di masa takut miskin dan berharap kekayaan
Jika sudah kaya nanti, dengan kelimpahan rezeki, bersedekah menjadi biasa-biasa saja. Justru sedekah terbaik dilakukan ketika kita masih mengharap kekayaan dan takut kemiskinan.
“Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Rezeki milik kita adalah yang kita gunakan dan sedekahkan, bukan yang kita tinggalkan
Banyak orang menumpuk kelebihan rezekinya, tak mau disedekahkan karena merasa sayang. Akhirnya ketika meninggal, tumpukan rezeki itu diperebutkan oleh ahli warisnya. Sementara sang mayyit hanya bertemankan amalan shaleh sekedar yang pernah ia sedekahkan saja.
“Siapakah di antara kamu yang lebih menyukai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Serentak para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, tiada seorang pun dari kami, melainkan hartanya adalah lebih dicintainya.” Beliau kemudian bersabda, “Sungguh harta sendiri ialah apa yang telah terdahulu digunakannya, sedangkan harta ahli warisnya adalah segala yang ditinggalkannya (setelah dia mati).” (HR Bukhari dan Muslim).
5. Kita berkejaran dengan kematian
Kita perlu bersedekah sekarang juga tanpa menunggu-nunggu datangnya rezeki, karena hakikatnya kita setiap harinya sedang berkejaran dengan kematian.
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78)
Semoga kita tidak lagi menunggu rezeki berlimpah untuk mengeluarkan sedekah terbaik yang dimiliki.
Sumber : Akhabar Kini
Download seeNI sekarang!
KLIK DI SEENI